Ini Saya
3 min readAug 9, 2020

--

Yang Hening Dikening

Hidup adalah perjalanan yang memang mengharuskan manusia untuk jatuh dan bangun bukan ?

Banyak hal yang tak terduga akan membuat manusia untuk memutuskan mengubah beberapa pandangan dan keyakinan mereka. Hidup yang penuh dinamika, secara blak-blakan menggeser perubahan demi perubahan. Terlebih saat dewasa ini. Uang dan materi menjadi puncak tujuan penduduk dunia. Kembang kempis dan hilir mudik manusia tidak lagi bisa ditata dan diatur. Semua bergerak demi kepentingan masing-masing tanpa melihat dampak yang ditimbulkannya.

Deru ombak di laut muncar yang menghitam dan langit yang bahkan sering berwarna kelabu sudah menjadi hal lumrah. Deru mesin pabrik siang malam senantiasa mengisi rungu warga lokal. Pencemaran kecil tersebut yang sudah “dibiasakan” seakan bukan masalah yang besar, asal perut anak dan istri dapat terpenuhi. Demi sesuap nasi tebar jaring semakin diperluas, guna menyokong kebutuhan ekonomi agar tidak mati kelaparan yang satu persatu hal kecil terabaikan, yang sebetulnya semakin berdampak besar di masa depan nanti.

Masalah limbah dan pencemaran memang tidak akan lepas di daerah muncar. Lebih spesifik lagi adalah masalah sampah. Bau busuk yang menyengat adalah hal biasa. Warga sekitar pesisir muncar menganggapnya sesuatu yang wajar. Namun berbeda lagi bagi orang awam yang baru memasuki daerah pesisir muncar. Tetapi hal ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada masyarakat pula tidak ikut menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Melainkan juga peran pemerintah pun seharusnya dapat turut andil dalam perubahan dan penataan lingkungan Muncar yang sebagaimana harusnya. Jika menilik potensi muncar yang sedemikian melimpahnya akan sumber daya alam. Bukankah ini menjadi peluang besar, atau malah menjadi lahan kerusakan akan dominasi kaum kapitalis ?

Muncar dengan sederet pabrik sarden terbanyak dan terbesar di Indonesia. Memang patut dibanggakan tetapi pokok masalahnya adalah tidak disertai dengan kesepakatan dan keseimbangan pengaruhnya terhadap lingkungan muncar. Surat AMDAL yang menjadi bahan copy paste itu, seakan perlu dipertanyakan kembali. Bagaimanakah kelakuan pemerintah dalam penanganan surat izin Lingkungan yang sukut dan alot didapatkan malah menjadi seperti kertas cetak yang mudah didapatkan ? Mungkinkah ini seolah menjadi jalan baru bagi korupsi di jajaran pemerintahan Muncar ?

Seiring dengan pencemaran yang terjadi, Muncar mungkin menjadi daerah metropolitan baru yang taraf ekonominya kini di sokong oleh produktivitas pabrik sekitar. Lahan sebagai pencarian ekonomi ini sejalan pula dengan terbukanya masalah ketenagakerjaan yang banyak diperhatikan lebih lanjut. Faktanya pabrik yang beroperasi saat ini memang cukup menyerap tenaga kerja, tetapi di sisi lain membuka jalur baru bagi eksploitasi buruh yang juga besar-besaran ?. Contoh yang timbul antara lain seperti upah yang tidak memadai, lingkungan kerja yang memadai, sistem keselamatan kerja yang tidak mendapatkan pengawasan, Jam kerja yang melebihi standart dan problematika lain terkait ketenagakerjaan masih perlu diperbaiki dan sangat membutuhkan pembenahan baik dari pihak internal pabrik ataupun turun tangan pihak tertentu.

Muncar, pencemaran, kerusakan, dan kepadatan secara tidak langsungnya kian menjadi seperti benang kusut yang sulit diuraikan.

Kapankah Muncar dapat berubah dengan segala permasalahannya ?

Segala pertanyaan-pertanyaan itu mungkin hanya akan cukup hening dikening saja selama tidak ada yang menjadi perubah keadaan dengan tindakan langsung !!!

Perempuan Bermata Rindu

Scriablle 9 Agustus 2020

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ini Saya
Ini Saya

Written by Ini Saya

Menulis jika ingin saja dan saya bebas dengan tulisan yang saya tulis.

No responses yet

Write a response