Dini hari, bahasa dingin yang hanya dimengerti oleh diriku dan Tuhan. Gelisah yang pudar. Sepi yang meramai. Gigil tubuh yang hilang dalam ketidakhadiran. Memeta kebutaan akan ketidakberdayaan. Sedang pembaringan tidak pernah damai. Selalu sesak oleh pertanyaan.
Dini hari, dinding yang terlalu jelas mengerti untuk seharusnya tidak pernah tahu. Waktu pun memang tidak mengizinkan menutup mata barang sebentar saja. Menjelma doa-doa adalah saksi acuh. Tentang aku yang mencoba membaca ulang diri sendiri. Karena diriku merasa tidak pernah sampai Kepada-Mu.
Dini hari, airmata masih enggan berhenti. Menjala sebar rindu dimana-mana tentang apa-apa. Mengumpulkan sisa-sisa yang berserakan pada tempatnya sekali lagi. Hingga aku bisa kembali Menemukan-Mu.
Bali, Indonesia 09 July 2021